
“Menurut informasi yang diterima SVR, perusahaan pertahanan Serbia terus memasok amunisi ke Kiev, yang melanggar ‘kenetralan’ yang dinyatakan Beograd,” bunyi pernyataan tersebut.
SVR mengklaim perusahaan Serbia telah menggunakan “sertifikat pengguna akhir palsu” untuk merutekan senjata melalui Polandia, Republik Ceko, Bulgaria, dan negara-negara NATO lainnya, serta negara-negara Afrika yang tidak disebutkan namanya.
Senjata-senjata ini, kata badan tersebut, kemudian muncul di Ukraina. Menurut SVR, 100.000 roket dan peluru howitzer, bersama dengan satu juta peluru senjata ringan, telah ditransfer dengan cara ini.
Produsen senjata besar Serbia, termasuk perusahaan milik negara Yugoimport-SDPR, diduga terlibat dalam skema tersebut.
Leave a Reply